Kamis, 20 September 2012


Bidadari Kecil
            Lahirlah seorang anak perempuan ke dunia ini. Aku tak pernah menyangka akan terlahir ke dunia ini seorang bidadari mungil. Seorang anak perempuan yang mungil dan cantik. Bidadari kecil ini adalah putri mungil yang baru saja telah aku lahirkan. Begitu besar perjuangan bundamu ini untuk melahirkanmu, putriku. Bidadari kecil yang baru saja aku lahirkan ini aku beri nama “Putri”. Aku sebagai seorang ibu, menginginkan putri pertamaku seperti seorang putri. Tumbuh menjadi gadis yang cantik, baik, pintar.  Meski kita bukanlah dari keluarga kaya atau keluarga kerajaan. Aku mengingikan putriku menjadi seorang putri karena keahliannya dan kemampuannya. Bukan karena takhta orang tuanya. Bidadari kecilku ini, aku akan aku rawat seorang diri, karena ayah bidadari kecil ini telah kembali kepada Yang Maha Kuasa. Walaupun hidupku terbatasi karena hal ekonomi, tapi aku akan tetap menjadikan bidadariku seorang putri.
            Aku akan menyekolahkan bidadari kecilku setinggi-tingginya sehingga ia bisa menjadi wanita yang cerdas dan berguna untuk Negara dan Bangsa. Aku akan memberikan ia makanan dan minuman yang membuat ia tumbuh dan berkembang dengan baik. Agar ia tidak terserang penyakit yang menyerang tubuh dia, apabila bidadariku sakit ia akan mengalami kesulitan dalam menimba ilmu nantinya. Walaupun itu masih bisa terbilang sangat lama, tapi ini harus dipersiapkan dari sekarang. Karena bidadariku membutuhkan perhatian dan perlindungan sejak dini. Begitu besar cita-cita dan keinginanku untuk bidadari kecilku ini. Mungkin ini sulit tercapai apabila dilihat dari segi ekonomi. Namun, aku sebagai seorang ibu hanya dapat berdoa dan berusaha untuk memenuhi kehidupanku dengan buah hatiku yang baru saja hadir.
            Terkadang keterbatasan ekonomi membuatku putus asa, apa bisa aku merawat bayi sendiri tanpa kehadiran seorang suami. Sempat terlintas di benakku pada saat aku mengandung buah hati kecilku ini untuk aku membuangnya agar aku tidak kesulitan membiayainya. Entah aku buang ke sebuah rumah yang beranggotakan keluarga kaya agar bidadariku ini dapat hidup bahagia dan segala terpenuhi, atau menitipkannya ke sebuah panti asuhan. Pemikiran seperti ini pernah terlintas di otak kasarku. Menjelang kelahiran aku memutuskan untuk menitipkan anakku kelak pada keluarga kaya saja. Agar anakku benar-benar merasakan kebahagiaan dan tidak merasakan kesulitan kelak dalam hidupnya.
            Namun, setelah aku melahirkannya. Hilang sudah dalam benak ini untuk menitipkan bidadariku ini, karena aku sudah merasakan bagaimana rasanya melahirkan dan pengorbanan aku untuk mempertaruhkan hidup dan matiku. Aku tidak ingin jauh dari bidadari kecilku ini, sehingga aku memutuskan untuk mengurungkan rencana awalku untuk menitipkan bayi ini. Aku sangat menginginkan bidadariku mengenalku, mengenal siapa sosok perempuan yang telah melahirkannya ke dunia ini, mengenal siapa sosok perempuan yang menyusuinya pada saat masih bayi, siapa yang merawatnya dikala ia sakit, siapa yang merawatnya menjaganya melindunginya dari ia lahir hingga ia tumbuh dewasa.
            Mungkin aku egois, mengambil keputusan ini. Namun, bagiku ini keputusan yang terbaik yang aku ambil. Karena seorang ibu tidak pernah ingin jauh dari anaknya. Meski kami keterbatasan ekonomi, tapi aku akan berusaha sekuat tenaga agar aku dapat membiayai bidadariku hingga ia bisa membiayai dirinya sendiri kelak. Cita-cita seorang ibu untuk anaknya selalu tinggi, walaupun ada yang menghalangi namun seorang ibu tidak pernah berhenti berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.
            ======================================================
            Maka, kita sebagai seorang anak. Haruslah berbakti kepada siapa yang menjadi orang tua kita. Baik itu ayah atau ibu. Namun yang sangat berjuang dalam hidup kita itu adalah ibu. Karena ibu adalah perempuan yang telah melahirkan kita. Ayah juga berjasa untuk kehidupan kita karena apabila tidak ada ayah, kita tidak mungkin ada di dunia. Dan untuk yang ayahnya masih ada, ayah selalu berusaha mencari nafkah untuk anak dan istrinya, dan sebagai kepala keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar